Pulau Moyo, Kenanganmu Sampai Inggris
Pulau Moyo dan Inggris emang gak ada sangkut pautnya, jaraknya pun sangat jauh walaupun lo coba tempuh dengan naik angkot Cicaheum - Ledeng. Niscaya lo gak akan pernah nyampe kesana sampai kiamat dateng.
Tapi kenapa gue kasih judul tulisan gue ini seperti diatas? (efek males lagi nulis "Pulau Moyo, Kenanganmu Sampai Inggris") (Nah, tapi itu gue nulis lagi judulnya?) Aaaaaah bingung gue. *nyeruduk monitor*
ehem..
Jadi Pulau Moyo yang terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa, Nusa Tengga Barat ini berhasil memikat para pesohor dari Inggris. Sebut saja diantaranya adalah Mick "Bibir" Jagger vokalis Kangen Band The Rolling Stones dan Lady Diana. Bukan Diana Zubir, bukan Diana Rosita apalagi Diana.3gp yang gue dapet download dari perawan-manis.blogspot.com. Tapi ini beneran, Lady Diana Sang Putri Inggris pernah menjajakan kaki di Pulau Moyo. Keren.
Pulau Moyo dari kejauhan |
Pulau Moyo bisa ditempuh dengan mudah. Perjalanan dengan mobil dapat ditempuh dari Sumbawa Besar ke Ai Bari, kampung pesisir yang terletak sekitar 20 km Utara Sumbawa Besar. Lalu dilanjutkan dengan menyebrang ke Pulau tersebut.
Tapi waktu trip gue ke Pulau Moyo, gue berangkat dari Desa Calabai, desa indah di kaki Gunung Tambora. Gue meninggalkan Desa Calabai menuju Pulau Moyo dengan menggunakan speed boat hasil pinjaman dari Dinas Perlautan disana. Tentu saja diantar oleh Bang Chris, salah satu gegedug Desa Calabai (Bang Chris ini adalah salah satu penjaga laut dikawasan Sumbawa, Dia pernah memenjarakan 3 orang nelayan nakal yang menangkap ikan dengan menggunakan bom dan sianida, keren. Bang Chris harusnya jadi anggota CIA yah)
Perjalanan laut ditempuh selama kurang lebih 40 menit menuju Pulau Moyo, menghabiskan dua jerigen bensin dan empat buah choki-choki yang gue cemil selama perjalanan. Gue sempet nyoba nyetirin speed boat saat perjalanan menuju Pulau Moyo. Ternyata nyetirin speed boat itu gak semudah kaya lo nyetirin boom boom car. Stir yang keras kalo lo belokin dan arah speed boat yang brutal membabi buta harus sebanding dengan tenaga lo megang stir agar speed boat tetap berjalan lurus. *manggil montir bengkel* #MasangPowerSteering
Hal yang pertama kali menarik minat gue saat sampai di Pulau Moyo adalah danau air tawar berwarna hijau. Mungkin danau ini lebih mirip seperti lembah, warnanya hijau dipayungi oleh banyak pohon rindang dengan akar serta ranting yang melambai kemana-mana, dan konon di danau ini pun banyak ular anakkonda nya, masih anak-anak sih tapi tetep aja serem.
Pulau Moyo memiliki 6 dusun yang tersebar di berbagai sudut pulau, dan yang gue gak suka dari Pulau Moyo adalah adanya penanam saham yang berinvestasi di Pulau Moyo dengan membangun sebuah resort pinggir pantai yang mematok tarif sangat mahal (yang paling murah, semalem bisa ampe 5 juta. Gila kan?) dan juga pelarangan terhadap pengunjung non-tamu mereka untuk diving disekitar pantai. Parah bangetkan? yang paling gue gak suka bukan masalah pelarangan divingnya, gue gak bisa diving. Yang bikin gue males itu harga resortnya mahal banget padahal kamarnya cuma dari tenda permanen gitu. 5 juta buat tenda? menang banyak lo nyet #mendadakemosi
Kolam Mak Lampir |
Melanjutkan perjalanan gue di Pulau Moyo, gue mengunjungi salah satu air terjun keren yang gue lupa namanya. Air terjun itu memiliki keunikan tersendiri, struktur air terjun yang tidak terlalu tinggi dengan kemiringan yang tidak terlalu curam pun membuat air terjun ini bisa kita tanjaki. Diatas air terjun terdapat kolam yang dalem banget, gak ada satu orang pun yang bisa nembus ampe dasar kolam itu. Gelap banget. Gue takut di tarik Mak Lampir versi Duyung kalo lama-lama berenang di kolam.
Dan kisah gue di Moyo pun berakhir sambil berendam disebuah cekungan berbentuk seperti jacuzzi. Nikmat sekali Men.
Orang Luar aja terkesima dengan keindahan Indonesia, masa iya kita yang orang Indonesianya sendiri gak bangga sih punya keindahan alam yang keren.