Kenapa Menulis?

“Kenapa lo jadi penulis, Dis?”

Sebuah pertanyaan terluncur dari mulut seorang teman saat kami tak sengaja bertemu di salah satu beer house di Bandung. Gue yang sedang asyik ngetik di depan laptop langsung menghentikan jari-jari gue yang sedang “menari” di atas tuts keyboard.

“Hemm..” Gue terdiam sejenak. Mengambil botol kecil beer bintang, lalu menenggaknya perlahan.

“Gini.. Lo pernah gak, punya sesuatu yang pengin diceritain, tapi lo gak tau mau cerita ke siapa dan bahkan, lo gak tau mau mulai cerita darimana?”

Teman gue mengangguk. Gue melanjutkan cerita.

“Nah, dari rasa pengin sharing itu, akhirnya gue iseng. Inget, awalnya gue cuma iseng doang nulis.” Gue mengutipkan tangan dan memperlambat lisan di kata iseng.

“Iseng?” Temen gue heran.

“Iya. Iseng. Awalnya gue nulis di note FB. Terus bikin blog. Terus singkat cerita, gue dapet apresiasi dari apa yang gue tulis. Berupa komen dan pujian. Nah, itu yang bikin gue malah suka sama yang namanya menulis.”

“Jadi lo nulis buat dapet pujian, Dis? Yaelah, dangkal banget kalo gitu, mah, alesannya.” Sekarang giliran temen gue yang meneguk Beer Carlsberg-nya.

“Bentar. Gue tanya ke elo sekarang. Lo pernah dipuji?” Gue balik bertanya.

“Pernah. Kan lo tau sendiri gue jago basket. Juara ini itu.” Terang temen gue.

“Nah! Gue nyadar diri, nih. Gue gak pinter. Gue juga gak jago olahraga kayak elo. Intinya, gue adalah orang yang gak bisa dapet apresiasi dari apa yang gue perbuat. Toh, gue emang gak jago ngapa-ngapain. Kan lo tau, untuk dapet sesuatu yang lebih, lo harus punya sesuatu yang lebih juga. Contohnya elo, dengan skill basket lo yang dewa itu.”

“Yups, terus?”

“Percaya gak percaya, dari menulislah akhirnya gue ngerasa nemuin apa yang gue inginkan selama ini. Keinginan yang bahkan gak pernah gue bayangin.” Gue mulai ber-filosofi.

“Keinginan yang gak pernah lo bayangin? Gimana bisa lo punya keinginan, tapi lo gak tau apa yang lo inginkan?”

“Entahlah, gue juga gak tau. Tapi yang pasti, gue dapet banyak banget hal yang mengejutkan dari menulis. Mengejutkan dalam arti menyenangkan. Dan sampai saat ini, gue masih menanti dan menikmati itu.”

“Passion?” Tebak teman gue.

“Yups, mungkin bisa dibilang begitu. Diartikan dalam satu kata--Passion.”

Percakapan terhenti. Kami saling terdiam. Giliran botol beer dan cuaca Bandung yang semakin dingin lah yang akhirnya membawa kami ke lamunan masing-masing. Menerawang langit-langit beer house dengan lampunya yang temaram.

“Mungkin, menulis itu media imajinasi gue buat berbicara tanpa suara, bercerita tanpa memaksa.” Gue memecahkan keheningan. “Lo tau apa yang paling gue syukuri saat ini dari menulis?” Gue melanjutkan dengan pertanyaan.

“Bisa bikin buku, dapet royalti, diundang talkshow sana sini, dapet duit dari nulis, Itu kan?”

“No.” Gue menggeleng. “Apresiasi itu sendiri! Gue sering banget dapet mention, email, chat, message FB bahkan telepon..”

“Telepon salah sambung? HAHAHA.” Temen gue ketawa terbahak-bahak. Mungkin alkohol udah bikin dia mabok.

“Yee, bukan, Nyet!” Gue toyor kepalanya. “Percaya gak percaya, semua telepon, sms, chat, mention, dan lain-lain itu ucapan terima kasih sama apresiasi mereka terhadap tulisan gue. Banyak yang akhirnya beraniin buat traveling sendirian setelah baca blog gue. Banyak yang bilang makasih karena dapet info dari apa yang gue tulis. Banyak yang ngakak baca tulisan gue. Bahkan, tau gak lo, yang paling epic, ada yang keluar kuliah cuma gara-gara dia pengin ngikutin jejak gue. Keluar kuliah terus traveling. Itu Anjing!!! Lo gak bakal tau lah manfaat apa yang orang lain dapet karena baca tulisan lo.” Gue garuk-garuk kepala sembari terkekeh.

“Wah, serius? Hahahaha.. anjis, itu mah beneran epic. Tanggung jawab lu, Nyet, kalo anak itu ampe miskin gara-gara gak dapet kerjaan karena keluar kuliah.”

“Hush! Mudah-mudahan gak gitu, deh. Gue juga bingung kenapa dia ampe kayak begitu.” Kami berdua tergelak. Saling terdiam dan kembali menikmati beer dingin yang lama kelamaan mulai berkurang.

“Itu yang bikin gue seneng nulis, sob. Dengan nulis gue berasa dapet semuanya. Saat gue akhirnya bisa nerbitin buku, mungkin rasanya sama kayak lo pas ngangkat piala karena menang sebuah turnamen.”

Teman gue tersenyum. “Gue seneng lo udah dapet passion lo, Dis. Cuma passion yang bikin bekerja bagaikan berkarya.”

Giliran gue yang sekarang tersenyum.

“Canggih juga omongan lo. Hahahaha.. Yaudah, balik yuk, ah. Kerjaan gue juga udah selesai, nih.”

“Ayok. Cheers!" Kami mengangkat botol.

Malam semakin malam, tegukan terakhir, dan gue pun kembali berpisah dengan dia.


- Monolog di sebuah beer house. Atas kerinduan, ngobrol dan nongkrong bareng temen gue yang udah gak ada. Sampai jumpa di atas sana, kawan. Lo inspirasi gue buat mengejar passion.-


Menulislah ketika suaramu tak didengar. Menulislah ketika pendapatmu dibantahkan. Menulislah ketika idemu diabaikan. Yang terpenting, menulislah ketika kamu ingin. The power of writing.
Read More

Tips Menginap di Bandara Internasional Hong Kong

Menjadi seorang backpacker, mengharuskan gue buat ngehemat budget perjalanan seminim mungkin. Bahkan lebih minim dari rok yang dipake Julia Perez dalam film layar lebarnya yang berjudul “Mati Kegencet Toket.”

Nah, salah satu hal yang paling krusial dalam me-menej biaya perjalanan adalah  penginapan atau bahasa kerennya adalah “akomodasi,” atau bahasa unyu-nya adalah “tempat bobo,” atau bahasa gembelnya adalah “lapak ane, gan.” Wan Wan Emoticons 19

Sewaktu gue nge-trip ke negara Filipina, Hong Kong dan Macau beberapa bulan lalu, 8 dari 10 harinya gue habiskan dengan menginap di bandara. Iya, bandara. Lo gak salah denger, kok. Dan percaya atau nggak, dengan lebih banyak menginap di bandara, gue bisa hemat biaya penginapan hampir sebesar 2 Juta Rupiah (itu sudah dihitung berdasarkan rata-rata penginapan termurah di 3 negara tersebut.)

Alhasil, selama 10 hari perjalanan mengelilingi 3 negara tersebut, gue cuma ngeluarin duit gak lebih dari 1,5 juta. All-in. Transport, makan, akomodasi dan wisata berbayar. Keren kan gue? Keren! Yoyo & Cici Emoticons 1

Berhubung gue udah lama gak ngasih tips. Sekarang gue mau ngasih tips gimana caranya nginep di Bandara Internasional Hong Kong yang berkode HKG ini. Cekidot :

Hong Kong International Airport adalah bandara tersibuk ke 3 di Asia Tenggara setelah Changi Airport dan Bandara Soetta--yang sibuk renovasi, sibuk menanggulangi banjir, sibuk menanggulangi kemacetan, dan sibuk benerin sistem bandaranya. Gue yakin, Almarhum Bung Karno sama Bung Hatta pasti sedih ngeliat bandara yang namanya diambil dari nama mereka. Kesian. Yoyo & Cici Emoticons 3

Walaupun menjadi salah satu bandara tersibuk dan terbaik di Asia, bahkan Dunia, Hong Kong International Airport ini malah sangat ramah untuk para Backpacker Gembel kayak gue. Begitu pesawat mendarat dan para penumpang masuk ke bandara, gue langsung disambut oleh lantai keramik yang mengkilat bagaikan kaca. Jalan lagi sedikit, sekarang giliran lantai dengan full karpet tebal menyambut gue menuju check-in imigrasi. Gak ketinggalan, teknologi-teknologi bandara yang canggih, tourist information yang sangat membantu, money changer yang buka sampai malam, dan tentu saja yang paling penting adalah wifi yang kenceng. Ini baru bandara bintang 5.

Tourism Board, Very Helpful!

Karena waktu itu gue sampai di Hong Kong udah pukul 10 malam. Gue memutuskan untuk menginap di bandara. Begitu selesai nuker uang dan ngambil banyak brosur informasi tentang pariwisata dan transportasi di Hong Kong, gue langsung cengo ngeliat luasnya bandara ini. Banyak toko-toko souvenir, toko waralaba sampai toko-toko yang menjual barang-barang ber-merk. Gue bingung, ini bandara apa mall?


Bandara Hong Kong ini ramai mulai pukul 5 pagi sampai dengan 11 malam (pengalaman 3 hari tidur di Bandara Hong Kong.) Jadi kerjaan gue di Hong Kong ini, sebagai berikut :

Bangun Pagi - Pergi ke toilet bandara - Bersih-bersih (cuci muka, cuci kaki, cuci titit, pokoknya cuci semua yang bisa di cuci) - Pergi ke terminal bus bandara - Jalan-jalan keliling Hong Kong ampe malem - Balik lagi ke bandara - Pergi ke toilet bandara - Bersih-bersih (cuci muka, cuci kaki, cuci titit, pokoknya cuci semua yang bisa di cuci)  - Tidur.

Terus begitu selama 3 hari. Wan Wan Emoticons 46

Kalo begitu langsung aja, yah, gue kasih tau beberapa hal penting di Hong Kong International Airport.

Tempat Tidur

Karena bandara ini gede banget dan ramainya hanya di jam 5 pagi sampai 11 malam, setelah jam 11 malam ke atas, toko-toko semua tutup, tinggal tersisa restoran-restoran fast food semacam McD yang buka selama 24 jam. Nah, setelah toko-toko tutup dan bandara sepi, akan ada banyak sekali lapak buat kita tidur. Mulai dari lantai, kursi sampai di restoran itu sendiri.

Tapi favorit gue adalah, kursi tunggu tepat di sebelah McDonalds terminal 1. Di sana ada berjejer 6 baris kursi-kursi yang setiap barisnya ada 8 kursi dengan busa yang empuk. Di sini emang banyak dilaluin orang, tapi karena kursi-kursinya menghadap ke arah luar (gak ke arah orang-orang yang lewat) jadi enak banget buat dipake tidur. Pertama karena orang-orang gak akan ngeliat muka kita lagi ngiler. Kedua kita gak akan diganggu sama orang. Ketiga deket sama colokan. Keempat kursinya pake busa, kita bisa selonjoran kaki dan bisa tidur ampe siang. Kayak gue, tiap hari bangun jam 10 tanpa ada petugas/ orang lain yang usil ngebangunin. Yoyo & Cici Emoticons 28

Toilet

Jangan takut kalo kebelet di Bandara Internasional Hong Kong. Ada banyak sekali toilet-toilet yang super bersih dan wangi. FYI, di sini, setiap satu toilet ada satu orang pembersihnya, dan si pembersih yang biasanya adalah kakek-kakek, stay di situ dari pukul 4 pagi sampai pukul 12 malam. Jadi jangan ngebayangin ada tetesan pipis atau hamburan jembut di closet. Semua akan dilibas habis oleh si kakek pembersih!

Kinclong!

Toilet yang bersih bukan berarti di toilet itu ada ruangan khusus mandinya. Gak kayak di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) yang punya bilik mandi. Di Bandara Hong Kong gue gak nemu tempat untuk mandi, walaupun gue udah kelilingin semua bandara ini. Pun, ada tempat untuk mandi, tapi kita harus bayar lumayan mahal. Hih, mending gak usah mandi. Namanya juga Backpacker, sob!Wan Wan Emoticons 59

Air Minum Gratis

Lo bisa teleponan sambil minum di sini.

Di depan setiap toilet ada kran air minum gratis yang bisa lo minum ampe perut lo kembung. Jadi gak usah takut dehidrasi. Saran gue, kalo pergi ke Hong Kong dan berniat nginep di bandara, bawa lah nutrisari atau minuman serbuk sachet-an gitu. Soalnya, air kran minum di bandara ini dingin, nah lo bisa masukin ke botol terus campur deh sama nutrisari. Seger! gak usah beli-beli minuman mahal.

Tempat Makan

Nah, ini yang menurut gue agak susah. Gak kayak di Bandara Ngurah Rai Bali yang kalo lo jalan agak ke ujung bandara, lo bakal nemu warung-warung penjual nasi bungkus murah. Di Hong Kong, mau lo jalan sejauh apapun, lo gak bakal nemu yang namanya tukang nasi bungkus. Nah, untuk mengakali kalo perut lapar, sesuatu yang paling murah dan bijaksana adalah lo beli roti di 7-eleven atau lo bekel makanan dari luar. Begitu.

Transportasi Dari dan Ke Bandara

Transport Information jelas

Selama gue backpacker-an, Hong Kong adalah negara dengan transportasi paling nyaman, paling jelas dan paling mudah untuk dipahami. Jangan menganggap karena ini di Hong Kong, maka sign board akan didominasi oleh tulisan-tulisan mandarin yang bentuknya kagak jelas itu. Nggak.

Jalan sedikit ke luar bandara, ada terminal bus

Hong Kong itu adalah negara maju, banyak ekspatriat dari luar yang bekerja di sini, jadi untuk masalah transportasi, petunjuk jalan dan sebagainya, sangat mudah untuk dipahami. Jadi, mau kemana pun lo, gak usah bingung kesasar. Di Hong Kong semuanya jelas. Mulai dari transportasi dengan menggunakan kereta, bus, mini bus sampai taksi, semua jelas.


Sedikit tips dari gue, usahakan membawa banyak receh. Bayarlah bus dengan uang pas, karena kalo lo nggak punya uang kecil, si supir gak akan ngembaliin uang lo. Yoyo & Cici Emoticons 25

Internet

Wifi di Bandara Internasional Hong Kong ini 24 jam nyala. Kenceng. Dan aksesnya mudah. Nonton bokep kagak akan buffer. Bahkan, sebelum lo buka situs bokep, lo udah ngecret duluan saking internetnya kenceng. Yoyo & Cici Emoticons 44

Komunikasi

Karena waktu gue di Hong Kong lebih banyak dihabiskan di Bandara. Berkenalan dengan orang di bandara dan berbagi cerita dengan mereka selalu menjadi hiburan buat gue. Menyenangkan. Contoh, hari pertama nginep di bandara, gue banyak ngobrol sama 2 orang bapak-bapak dari Kenya yang bertujuan untuk bisnis di Hong Kong. Hari kedua, gue berkenalan denga Tom, backpacker asal Irlandia yang baru pertama kali datang ke Hong Kong. Dan hari terakhir, gue bertemu dengan sekelompok TKI dari Indonesia dan Pakistan yang sedang di briefing oleh agen penyalurnya di Hong Kong. Uniknya, mereka memakai seragam merah bertuliskan “Best Maid.” sambil baris berbaris, di bandara.

Tempat tidur gue selama 3 hari & Para TKI

Nah, kalo misalnya kalian pengin nanya-nanya sesuatu ke orang, usahakan tanyalah ke anak muda atau maksimal orang kantoran lah. Karena, kebanyakan bapak-bapak, ibu-ibu apalagi kakek-kakek dan nenek-nenek di sana tidak bisa berbahasa Inggris.

Jadi, enjoy Hong Kong backpacker. Tidur di Bandara gak buruk-buruk amat, kok. Bahkan menurut gue, tidur di Bandara Internasional Hong Kong ini lebih byaman daripada tidur di hostel paling murah di Hong Kong sekalipun. Ciao!  Yoyo & Cici Emoticons 24Yoyo & Cici Emoticons 24Yoyo & Cici Emoticons 24
Read More

Menemukan Cinta Saat Backpacking

Apa yang paling bikin gue bangga jadi seorang penulis?

 
Dapet duit royalti? Terkenal? Nama gue bisa mejeng di Gramedia? Punya banyak fans? Dapet tawaran kerja ini itu? Jadi nampak lebih ganteng, walaupun gue udah ganteng?

Bukan. Semua itu gak bikin gue bangga jadi penulis. Semua itu hanya feedback yang lo dapat kalo lo membuat sebuah buku, lalu buku lo diterbitkan dan disukai banyak orang.
Bukan itu banget alasannya.

Apa yang bikin gue bangga jadi seorang penulis?

Mungkin, tulisan dari Putri Normalita ini bisa menjawabnya.

Gue sadur tulisan ini dari blog dia langsung, tentu saja dengan izin dari yang punya. Bahkan dia yang nyuruh gue buat buru-buru posting ceritanya. Aku dipaksa :( 

So, enjoy!


Catch a dream ;’)

 


Moment ramadhan dan menjelang lebaran membuat gue gak memiliki rencana perjalanan atau destinasi menarik yang bisa ditumpahkan diblog gue tercinta. Moment seperti ini juga harus dihindari para backpacker jika ingin tetap berhemat, karna lebaran tahun lalu gue nekat mendaki Gunung Papandayan-Garut dan alhasil biaya transport menjadi *JEGER mahalnya. Well mungkin ada hal lain yang bisa kita bahas kali ini selain Travelling yang berat (banget) dilakukan saat berpuasa.


Gue yakin 100% semua travel blogger Indonesia yang berkecimpung didunia maya pasti kenal dengan forum Celoteh Backpacker yang dilahirkan oleh Traveler Gembel Gila bernama Mohamad Takdis (@takdos) tahun 2012 lalu. 1.349 Members bukan jumlah yang sedikit untuk bisa membantu gue memberi info atau mungkin teman baru diperjalanan ke Bali oktober tahun lalu, so seperti teman pejalan lainnya gue mencoba peruntungan diforum tersebut.


image 


Obrolan tersebut terjadi diinbox facebook gak lama setelah gue posting di Celoteh Backpacker.Mas Rijal Fahmi Mohamadi yang sudah gue panggil belih ini ternyata asli jawa timur dan bukan orang bali, tapi karna mas sepertinya terlalu mesra gue jadi memanggilnya dengan sebutan kak .Yess dapet temen, artinya gue batal jadi gembel :D.



Perkenalan yang elegan itu tidak memiliki tanda atau getaran macam apapun, karna jujur gue yang buta bali benar-benar butuh Guide gratis.hihii 


Bali tujuan terjauh gue kala itu,meskipun gue pergi dengan  2 teman cantik lainnya (Wanda,Febi) gue merasa masih membutuhkan bekal perjalanan. Finaly buku WIBnya Adislah yang gue boyong, tips-tips ngbackpack dan memanage perjalanannya begitu menolong gue.Ya katakanlah gue hutang budi sama Adis *malesbanget*heheee


But Seriously, dengan adanya buku Whatever I’m Backpacker tersebut gue jadi gak begitu bingung untuk menemukan strategi-strategi berhemat, secara kita bertiga masi mahasiswi dengan uang saku yang pas-pasan. Mulai dari memilih hotel dan kelengkapan gizi dengan uang seadanya, gue harus survive!. 


Mall Discovery menjadi tempat kami ber-kopi darat yang gue ingat betul dimalam sabtu, dengan baik hatinya kak Fahmi mau meluangkan waktu weekendnya untuk mengajak kita menjelajah Bali, Yeaayy !!


Ternyata kak Fahmi mengajak juga 2 teman laki-lakinya (kak Ifan & kak Anas), sehingga kita bertiga hanya perlu duduk lucu dimotor secara gratis. Ini menjadi perjalanan terseru yang gue punya, karna kita yang tidak mengenal satu-sama lain bisa menjadi kompak geng selama 2 hari full.

Tentu guelah yang nangkring dibelakang motornya kak Fahmi, yang akhirnya menjadi banyak sharing tentang pengalaman jalan-jalannya dengan tiket-tiket promo pesawat. Dan yang lucu kita pernah nyasar di blog masing-masing, gue gak pernah tau bahwa gue sedang diGuide oleh penulis blog Catperku -,-


Tetiba obrolan mengarah lagi kebuku WIB serta kekonyolan-konyolan penulisnya, kak fahmi yang notabene stay diBali gak bisa mengorder buku tersebut langsung ke Adis. Berhubung gue udah baca semua isinya, sebagai rasa terimakasih gue niat ngasih buku itu ke beliau tapi yaa pria memang besar gengsi kali yah hahaa, akhirnya kak Fahmi balik memberi gue buku Naked Traveler by Trinity.(jadi barter ala jaman dulu gitu)*ciyeeeee


Banyak-banyak terimakasih atas Amazing Tripnya sudah kita ucap via bbm ke kak Fahmi, Ifan dan Anas,tapi perjalanan gue pulang ke Jakarta justru menjadi awal dari cerita baru. Seminggu setelah kepulangan gue ke Jakarta yang kebetulan dimana hari gue berulang tahun si pemuda asing asal Kuta itu muncul dihadapan gue cuma hanya untuk memberi gue buku ‘2’ - Dony Dhirgantoro yang memang sedang gue buru. Men, buku yang gak seberapa harganya itu sudah terbang dari Bali menuju Jakarta *Nekat -,-


Gue masih cewek yang realistis*kala itu* pertemuan yang cuma 2 hari sungguh gak cukup dijadiin modal buat nerima orang being my-man, kecocokan ngtrip bareng gak bisa disamain dengan mengarungi bahtera rumah tangga (iya gue lebay —”), dan maka itu gue gak begitu menggubris pernyataan suka dari kak Fahmi lewat BBm dan telpon. But he gave me more ..


Terminal 3 pukul 08.00 WIB 


"ngapain ?"


"nganter paket ;’)"


"mana kurirnya?kapan nyampe ?"


"aku, semalem ..tidur disitu tuh " (nunjuk Arrival terminal 3)


gue ? meleleh dan gak mau padet lagi

8 bulan kami ber-LDR dibantu konspirasi alam yang begitu baik,sehingga nasib membawa fahmi dan pekerjaannya di kepulauan dan kota yang sama dengan gue ; JAKARTA Juli lalu. 


Well, disini gue semakin mengerti bahwa traveling bukanlah sekedar kegiatan ber-hura-hura, mengupulkan foto atau rekor cap dibuku paspor. Dengan traveling kita bisa menemukan jati diri dan batas kemandirian yang kita punya (yaaa syukur-syukur dapet jodoh)hahahaa. Karna tanpa gue keluar dari batas kenyamanan gue gak akan menemukan banyak cerita yang pada akhirnya membawa gue pada Amazing Experiences, Greatest persons and Million Inspires new .


Tulisan dipersembahkan untuk @takdos yang secara tidak langsung berperan penting dalam arah hidup gue( lebay ). Terimakasih karna forum Celoteh Backpacker begitu membantu gue ketika blogwalking dan menemukan teman baru,salam pejalan ;’)

Tamat..
Hiks.. Gue terharu bacanya.. hiks..

Apa yang bikin gue bangga jadi penulis?

Apresiasi dan manfaat baik yang bisa pembaca gue dapat.

Gue bangga jadi penulis.

P.S. : Saat menulis postingan ini, gue jomblo. Fak yuh, Put!

Ah, mungkin untuk dapet pacar pas lagi traveling kayak si Putri, gue kudu permak sedikit gaya gue kali yah, biar gak buluk-buluk amat, gitu. Hemm.. Karena gue nge-trip mulu, belanja online di Zalora keceh juga nih kayaknya.
Read More

Travel in Love South East Asia #3


Good Bye Indonesia..

           
            Dari kejauhan, tibalah mobil Toyota Yaris berwarna silver ber-plat B, mobil Naya. Eh, tunggu, tapi kok ada mobil polisi ngikutin dibelakangnya? Lah? Pasti Naya kena razia orang jelek, terus dikejar sampai bandara, nih. Pikir gue.

“Kok, Ada polisi sih, Nay?” Tanya gue, saat Naya turun dari mobil.

“Hehe..” Naya cuma ketawa garing. Terus Naya nyamperin polisi itu, dan ngasih beberapa lembar uang berwarna merah.

“Loh, ada apa ini?” Gue makin bingung.

“Pas kena macet, aku turun dari mobil, terus lari di jalan tol terus nyamperin polisi patroli lagi diem dipinggir jalan, terus aku minta tolong sama dia buat ngawal ke bandara deh supaya cepet.” Terang Naya.

            Mata gue nanar, akhirnya Naya berbuat sesuatu yang pintar. Gue nepuk pundak dia tanda bangga seraya bilang, “Gokil sekali kamu.. MUAHAHAHA..”

“Yang, ambilin tas aku di bagasi mobil, dong. Aku mau ngecek barang dulu takutnya ada yang ketinggalan di dalem mobil.” Pinta Naya. Gue pun ngebuka bagasi mobil Naya.

“Ugh! Buset, dah. Ini apaan deh, Nay. Berat banget.”

“Hah? Ya, itu barang-barang aku.” Jawab Naya singkat.

“Serius? Isinya apaan, batako?” Tanya gue.

“Nggak, lah. Itu ada baju aku, celana pendek, celana panjang, sepatu, jaket, air softlens, alat make up, catokan, sama hair dryer.”

“.....” Gue cuma bisa bengong.

“Seriusan lu bawa catokan sama hair dryer? Terus baju sama celana bawa berapa?”

“Baju 9, celana pendek 3, celana panjang 3, jaket tebel 1, sama cardigan 2.”

“.........” Seluruh Bandara Soerkarno Hatta hening.

 “Udah, sekarang bongkar tasnya, tinggalin yang kira-kira gak kepake.” Gue memecahkan keheningan.

“Tapi semuanya kepake, yang.”

“.........” Hening lagi 3 menit.

“Yaudah, hair dryer tinggalin, baju bawa 5, celana bawa 3. Sepatu gak usah, pake yang dipake sekarang aja.” Lagi-lagi gue memecahkan keheningan.

“Tapi...”

“UDAH CEPEEEET! NTAR KITA MAKIN TELAT!”

“Iya.. iya..” Naya, pun membongkar lagi barang-barangnya.

“Girls! Hih!”

Backpack Naya..


            Setelah menyisihkan barang yang gak perlu dan pamitan sama kakak dan saudaranya yang nganter Naya, kita berdua langsung buru-buru check-in ticket dan lari tunggang langgang  ka gate 16 karena suara  si mbak-mbak di pengeras suara sudah minta penumpang tujuan Singapur buat masuk ke dalam pesawat. Dan benar saja, ternyata kita berdua adalah penumpang terakhir yang masuk ke dalam pesawat. Semua penumpang di kabin ngeliatin kita berdua. Naya.. Naya..

Indonesia, kita berdua pamit.


Touchdown Singapore !!


            Singapur adalah negara pertama yang kita tuju dalam rangkaian trip keliling Asia Tenggara, kita tiba di Bandara Changi pukul 8 malam waktu Singapur. Bandara Changi ini termasuk bandara paling besar, canggih dan sibuk di dunia. Saking besarnya, di bandara ini lo bisa lari-lari sambil main sepak bola, bahkan lari marathon pun kayaknya bisa diadain di sini.


            Karena gue dan Naya udah pernah ke Singapur sebelumnya, kita gak celingukan lagi mau ngapain dan kemana, gak kayak pas pertama gue kesini, gue sempet kesasar sampai dua jam di dalam bandara doang, bayangkan!

            Karena passpor gue yang masih kosong, dan mungkin tampang gue yang kayak TKI, pas sampai di imigrasi, gue ditanya berlebihan sama petugas imigrasi Singapur, “Mau apa kesini?” “Nanti nginep dan tinggal dimana?” “Kenapa gak ada tiket untuk pulang, kamu mau jadi TKI yah disini?” “Berapa harga kopi luwak di Indonesia? Sepertinya kamu sebangsa Luwak..” Tentu pertanyaan terakhir itu bohong.

Tips untuk menghadapi petugas imigrasi yang rese adalah kalian harus bersikap santai, bilang aja kalau kita mau liburan, kalau petugas itu tanya tiket pulang, bilang aja kalau kalian akan pulang naik pesawat bukan dari Singapur, terus sambil kipas-kipas pakai duit dollar yang kalian bawa, deh.

            Selesai dengan urusan imigrasi, kita berdua turun menuju stasiun MRT di lantai dasar bandara. Sebelumnya, Naya sudah menghubungi temannya yang tinggal di Singapur dan meminta tumpangan di flat-nya untuk bermalam. Dari Changi kita diarahkan menuju stasiun Bedok dan bertemu di restoran cepat saji Mcdonalds, sekitaran situ.

Hani namanya, teman sepermainan Naya di Jakarta ini kebetulan sedang training di McDonalds Singapur cabang Bedok. Saat kita tiba di McDonalds yang sudah ditentukan dan bertanya ke staff-nya, ternyata Hani sudah pulang terlebih dahulu tepat setelah beberapa menit kita datang. Akhirnya kita memutuskan buat langsung ke alamat yang dikasih tahu Hani sebelumnya, berjalan menuju stasiun bus Bedok sambil tanya-tanya alamat sama seorang kakek yang sedang duduk di pinggir jalan, akhirnya kita tahu harus naik bus nomer berapa dengan tujuan kemana. Sambil menunggu bus datang, gue nyari kios kecil dulu di sekitaran stasiun, sementara Naya nunggu bus datang. Uang receh/ koin sangat dibutuhkan untuk menggunakan transportasi di Singapur, terkadang kalau kita gak punya pecahan uang kecil, si supir bus gak mau nerima, atau bahkan gak mau ngasih kembalian. Jadilah gue lari kesana kemari nyari kios buat nuker receh.

Selesai nuker uang lembaran 20 SGD ke pecahan koin, gue buru-buru balik ke stasiun, takutnya bus yang kita tunggu sudah datang. Beberapa menit gue tinggal, ternyata Naya lagi pelukan sama seorang wanita. Nah, loh? Naya meluk siapa, tuh? Temen lesbinya kali, yah? Pas gue samperin, ternyata yang dipeluk Naya adalah Hani, temannya. Sembari masih excited teriak-teriak sambil jingkrak-jingkrakan, Naya ngenalin temennya ke gue. Itulah enaknya jadi seorang cewe, mereka bisa mengungkapkan perasaan mereka all-out, ketemu temen di luar negeri kayak ketemu emas 2 karung. Coba bayangin kalau yang teriak-teriak sambil pelukan itu  dua orang cowok?

            Melintasi jalanan Singapur yang luas, bersih dan tertata rapi di malam hari selalu menjadi pengalaman yang menenangkan hati. Temaram lampu dan biasan cahaya kuning yang memantul ke jalan basah seolah membisikan kalau perjalanan ini akan sangat menyenangkan.

            Setengah jam lebih kita menaiki bus hingga akhirnya sampai ditempat tinggal Hani. Kebanyakan rumah di Singapur berbentuk flat (rumah susun), jarang banget gue lihat bangunan yang berbentuk rumah seperti di Indonesia, karena Singapur adalah negara yang kecil, jadi tanah disini mahal banget, cuma orang yang kaya saja yang punya rumah berbentuk bangunan rumah, yang lainnya kebanyakan tinggal di rumah susun. Hani tinggal dengan para trainee McDonalds lainnya, ada lima orang yang tinggal dalam satu flat itu, dan kebanyakan dari mereka adalah mbak-mbak jawa yang jutek. Hani sering curhat ke Naya kalo temen-temen satu flat-nya itu berkelakuan aneh, karena Hani adalah yang paling muda disana, jadi mereka berprilaku bossy sama Hani, Hani sering dianiaya, sering dicambuk dan dipaksa makan sabun colek, ah ngeri pokoknya. Tapi gue bohooooong.. Hehe..

            Sesampainya di flat, kita bertiga gak bisa tidur karena lapar, Hani ngajakin gue dan Naya buat cari makan, dia mau traktir makan McDonalds katanya. Asyiiik. Gitu kek daritadi!

            Gak jauh dari flat, ada restoran McDonalds yang buka 24 jam, McDonalds di Singapur ini sudah kayak warteg di Indonesia, dimana-mana ada. Mungkin setiap jarak tiga kilometer lo bisa nemu McDonalds bertebaran dipenjuru Singapur. Karena Hani bekerja di McDonalds, jadi dia dapat voucher makan setiap hari dari McDonalds, nah, voucher makannya itu bebas mau dibeliin apa aja dan kapan aja. Karena kita nampak kelaparan, Hani secara bar-bar nukerin voucher makannya itu dengan berbagai menu makanan di McDonalds, dari French fries, McWings, Big Mac, McNugget, McFlurry sampai McMek. #eh

            Kalau kalian makan di McDonalds Singapur, jangan harap bakalan ada nasi, jangankan nasi, potongan dada atas sama paha ayam saja gak ada disini. Entahlah kenapa, gue heran, kebanyakan olahan ayam doang. Malam pertama trip gue di Singapur pun berlanjut menjelang subuh, ngobrol ngalor ngidul tentang Singapur dengan ditemani hidangan-hidangan pemuas perut yang bergeletakan liar di meja. Kenyang!

Kita siap ngelanjutin perjalanan!
Read More
Powered by Blogger.
 

About You!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Cras id arcu nulla. Donec eu risus nisl, id cursus justo. Proin non mauris enim, eu suscipit libero. Fusce eget nunc nibh. Integer elementum consectetur sagittis. Quisque adipiscing auctor risus, id vulputate eros auctor vel. Vivamus pellentesque arcu vel libero eleifend sed aliquam

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB